Jumat, 15 November 2013

BAB 6. MANUSIA DAN PENDERITAAN



6.1.      Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dalam kehidupan manusia sering terjadi seiring berkembangnya kehidupan manusia tersebut. Semakin berkembangnya kehidupan manusia makan akan semakin kompleks juga penderitaan yang akan di hadapi manusia.
Penderitaan terbagi menjadi 2 yaitu penderitaan yang bersifat lama dan penderitaan yang bersifat sementara. Penderitaan yang bersifat lama atau tidaknya tergantung oleh penyebab penderitaan tersebut. Contoh penderitaan yang bersifat lama. Kehilangan orang yang penting di dalam kehidupan seseorang. Sedangkan contoh penderitaan yang bersifat sementara adalah di kecewakanya oleh seseorang.

6.2.      Siksaan
            Pengertian siksaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah (1) hasil menyiksa; (2) penderitaan (kesengsaraan) sebagai hukuman: batin, dunia; (3) perlakuan yg sewenang-wenang (seperti menyakiti, menganiaya, dsb).  Adapun siksaan yang bersifat psikis adalah sebagai berikut:
1.      Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tiak dapat menetukan pilihan mana yang akan dipilih.
2.      Kesepian dialami alah seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri/ jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai.
3.      Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar – besarkan tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia.
Pada saat ketakutan, seseorang bisa gemetar dan gugup. Susunan kata-katanya menjadi kacau balau. Sering salah ucap, bulu kuduk merinding, tidak berani melihat objek yang membuat takut, duduk gemetar dan diam, tidak berani saling menatap mata, dan kadang juga kabur menjauh dari hal yang menakutkan. Ekspresi takut sangat kentara. Sekurang-kurangnya orang akan menunjukkan kegelisahan. Begitu kuatnya dorongan fisiologis dari rasa takut sehingga orang banyak memberikan perhatian terhadap emosi ini. Hal-hal yang dapat menyebabkan seseorang menjadi ketakutan yakni:
a.       Claustrophobia dan Agoraphobia:
·         claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup.
·         Agoraphobia adalah rasa takut berada di tempat terbuka.
b.      Gamang: Merupakan ketakutan apabila seseorang berada di tempat tinggi.
c.       Kegelapan: takut bila berada di tempat gelap.
d.      Kesakitan: ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami.
e.       Kegagalan: ketakutan dari seseorang yang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan.
Ada empat kategori takut yang berbeda, yakni :
a.       Takut pada kejadian interpersonal. Misalnya takut dikritik, ditolak, berkonflik, dan diserang orang lain.
b.      Takut karena permasalahan eksistensial. Misalnya takut pada kematian, luka badan, darah, pembedahan, dan penyakit.
c.       Takut pada binatang. Misalnya takut pada binatang buas, pada berbagai jenis serangga, dan pada beragam jenis reptil, seperti ular.
d.      Takut yang berhubungan dengan tempat. Misalnya takut pada keramaian, takut pada ketinggian, takut pada tempat tertutup, takut melakukan perjalanan sendirian, dan lainnya.
Phobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap Fobia sulit dimengerti. Itu sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya.
Walaupun ada ratusan macam phobia tetapi pada dasarnya phobia-phobia tersebut merupakan bagian dari 3 jenis phobia, yang menurut buku DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorder IV) ketiga jenis phobia itu adalah:

1.      Phobia sederhana atau spesifik (Phobia terhadap suatu obyek/keadaan tertentu) seperti pada binatang, tempat tertutup, ketinggian, dan lain lain.
2.      Phobia sosial (Phobia terhadap pemaparan situasi sosial) seperti takut jadi pusat perhatian, orang seperti ini senang menghindari tempat-tempat ramai.
3.      Phobia kompleks (Phobia terhadap tempat atau situasi ramai dan terbuka misalnya di kendaraan umum/mall) orang seperti ini bisa saja takut keluar rumah.




1.3.  Kekalutan Mental

Secara lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapai persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan secara kurang wajar.
Gejala-gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental adalah sebagai berikut:
a.       Jasmaninya sering merasakan pusing-pusing, sesak napas, demam dan nyeri pada lambung.
b.      Jiwanya sering menunjukkan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, dan mudah marah.

Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental dapat disebutkan sebagai berikut:
a.       Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna. Hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, yang berangsur akan menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya. Hal ini banyak terjadi pada orang-orang melankolis.
b.      Terjadinya konflik sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan dan yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi, misalnya orang dari pedesaaan yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dari masa lalunya yang jaya.
c.       Cara pematangan bathin yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial; overacting sebagai overkompensasi dan tampak emosional. Sebaliknya ada yang underacting sebagai rasa rendah diri yang lari ke alam fantasi

Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah sebagai berikut:
a.       Gangguan kejiwaan akan nampaak dalam gejala-gejala kehidupan penderita, baik pada jasmani maupun rohaninya.
b.      Usaha mempertahankan diri dilakukan dengan cara negatif (escape mechanism), yaitu mundur atau lari (menghindarkan diri), sehingga cara bertahan dirinya tentu salah. Hal ini akan berbeda apabila terjadi pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan, yang apabila menghadapi pesoalan justru akan segera memecahkan persoalan sehingga tidak menekan perasannya. Jadi, bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan (problem solving).
c.       Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown), dan yang bersangkutan mengalami disorder (tidak semestinya atau gangguan).

Penyebab penderitaan banyak disebabkan oleh berbagai hal di bawah ini :
  • Hubungan tidak baik antara manusia dengan manusia yang mengakibatkan penderitaan didasari rasa dengki, iri, sakit hati, kejam serta alasan lain yang mendasari perbuatan buruk manusia lain terhadap sesama yang dapat memicu penderitaan entah itu dari korban yang mengalami maupun pelaku yang mengalami derita.
  • Hubungan tidak baik antara manusia dengan Alam yang mengakibatkan bencana, kurangnya kesadaran manusia untuk merawat alam dan bahkan ada manusia dengan sengaja merusak alam.
  • Ketamakan hanya karena masalah uang sehingga terjadi berbagai becana seperti Longsor.
  • Penderitaan karena cobaan, disini kita dituntut akan kesetiaan kita melalui suatu cobaan dan percayalah bahwa Allah SWT tidak akan meberikan suatu cobaan diluar kemampuan hamba-Nya.
Hubungan penderitaan dan perjuangan

Berbagai pengaruh dari penderitaan dapat dikategorikan bersifat positif dan negatif tergantung dari bagaimana manusia menghadapi kenyataan ini, apabila menyikapi secara positif dengan mudah ia bisa menepis pegaruh penderitaan itu dengan kuat, selalu berjuang,  dan selalu bersikap positif serta ikhlas.
Lawannya dari sifat positif adalah sifat negatif dalam menghadapi penderitaan, ini efek terparahnya yakni penyesalan, tidak bahagia, selalu putus asa manusia mudah menyerah dalam hidup dan tidak sedikit yang lebih memilih mati meskipun mati bukanlah cara untuk menyelesaikan penderitaan. Jadi, Untuk mencapai kelangsungan hidup yang lebih baik, maka manusia harus berjuang dengan seluruh kemampuan yang dimiliki.
Penderitaan, media massa, dan seniman

Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni.


SUMBER:
 http://djuriatun.blogspot.com/2011/06/pengertian-penderitaan.html
 http://alfinaoctora.blogspot.com/2011/05/tahukah-kamu-gejala-kekalutan-mental.html
 http://kamusbahasaindonesia.org/siksaan/mirip
 http://ade-firdiyantoro.blogspot.com/2011/05/3-siksaan-yang-sifatnya-psikis.html
 http://ade-firdiyantoro.blogspot.com/2011/05/hubungan-penderitaan-media-massa-dan.html
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar