INTERNET ADDICTION DISORDER
1.
Pengertian
Internet Addiction Disorder (IAD) atau
gangguan kecanduan internet meliputi segala macam hal yang berhubungan dengan
internet seperti jejaring sosial, email, pornografi, judi online, game online,
chatting dan lain-lain. Jenis gangguan ini memang tidak tercantum pada manual
diagnostik dan statistik gangguan mental, atau yang biasa disebut dengan DSM,
namun secara bentuk dikatakan dekat dengan bentuk kecanduan akibat judi, selain
itu badan himpunan psikolog di Amerika Serikat secara formal menyebutkan bahwa
kecanduan ini termasuk dalam salah satu bentuk gangguan. Adiksi terhadap internet terlihat dari intensi waktu yang
digunakan seseorang untuk terpaku di depan komputer atau segala macam alat
elektronik yang memiliki koneksi internet, dimana akibat banyaknya waktu yang
mereka gunakan untuk online membuat mereka tidak peduli dengan kehidupan mereka
yang terancam diluar sana, seperti nilai yang buruk disekolah atau mungkin
kehilangan pekerjaan dan bahkan meninggalkan orang-orang yang mereka sayangi.
Beberapa bentuk gejala kecanduan
ditunjukkan dengan kurangnya tidur, kelelahan, nilai yang buruk, performa kerja
yang menurun, lesu dan kurangnya fokus. Penderita juga cenderung kurang
terlibat dalam aktivitas dan hubungan sosial. penderita akan berbohong tentang
berapa lama waktu yang mereka gunakan untuk online dan juga tentang
permasalahan-permasalahan yang mereka tunda karenanya. Dalam keadaan offline
mereka menjadi pribadi yang lekas marah saat ada yang menanyakan berapa lama
waktu yang mereka gunakan untuk berinternet.
Dr Ronald Pies, profesor psikiatri dari
SUNY Upstate Medical University, New York, mengatakan “Kebanyakan dari
orang-orang yang kecanduan internet adalah mereka yang mengalami depresi berat,
kecemasan, atau orang yang tak bisa bersosialisasi sehingga mereka sulit untuk
bertemu muka dengan orang lain secara langsung.” Dari hal tersebut maka
diketahui bahwa kecenderungan kecanduan ini dimiliki oleh mereka yang memiliki
gangguan dalam dunia nyata, sehingga internet merupakan salah satu media
‘pelarian’ mereka. Ketidakmampuan
seseorang dalam mengontol diri untuk terkoneksi dengan internet dan melakukan
kegiatan bersamanya adalah cikal bakal dari lahirnya bentuk kecanduan ini,
bahkan di Amerika Serikat sendiri telah berdiri panti rehabilitasi untuk
menyembuhkan bentuk kecanduan khusus internet. kebiasaan yang tidak terkendali
memang terkadang dapat menimbulkan petaka tersendiri bagi diri kita, dengan
tidak bisa mengatur lamanya durasi berinternet, menghabiskan waktu dan
menghancurkan semua tanggung jawab dalam kehidupannya.
Internet bukanlah sebuah bencana,
sebaliknya, jelas internet telah membantu proses pencerdasan bangsa, mengubah
dunia menjadi sebuah kampung kecil, dimana jarak dan waktu tidak lagi
menghambat penyebaran informasi. Komunikasi antar manusia, walau jauh jaraknya,
kini dengan adanya berbagai jejaring sosial telah memudahkan interaksi.
Internet telah menjadikan dunia penuh dengan kemajuan, di desa dan di pelosok
terdalam sekalipun dapat mengikuti setiap detik perkembangan dunia, pemerataan
informasi dan pengetahuan semakin dirasakan nyata.
2.
CONTOH
KASUS:
Bandung
- Bocah laki-laki putus sekolah ini bisa larut seharian di warung internet
(warnet) sembari memolototi layar monitor komputer. Dogol (15), nama
samarannya, berprinsip pantang pulang sebelum menuntaskan permainan game
online. Sudah tak terhitung berapa kali ia bolak balik warnet. Kebablasan
menyantap game online berdampak buruk terhadap perilaku Dogol. Ia terjerat
hukum lantaran bertindak kriminal. Tak punya duit untuk main game online, Dogol
nekat mencuri sepeda motor. Kasus kejahatan anak di bawah umur itu ditangani
Polsek Andir.
"Saya
sudah kecanduan game online. Sering main dari pagi sampai pagi lagi, hanya
bocah ini bertindak kriminal gara-gara kecanduan game online
Dogol
berperawakan mungil ini berniat mempreteli satu persatu onderdil motor.
"Tadinya mau dijual ke padagang loak," ungkap bocah yang mengenyam
pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga kelas tiga ini, yang mengaku
menyesal lantaran beraksi kriminal. Kasus ini terungkap saat Dogol mencoba
mencuri sepeda motor terpakir di halaman rumah warga, kawasan Margaasih,
Kecamatan Andir, Kota Bandung. Modusnya mengeser-geser motor tanpa merusak
kunci kontak. Namun ketika sudah beberapa langkah menggeser motor, aksinya
tepergok warga. Dogol akhirnya mengaku hendak mencuri, dan langsung diamankan
ke Mapolsek Andir.
Terkait
penanganan kasus yang melibatkan anak di bawah umur, penyidik Polsek Andir
tampak hati-hati. Sepanjang diminta keterangan, Dogol selalu didampingi
orangtuanya dan petugas Badan Pemasyarakatan (Bapas) Kota Bandung. Meski
menginap di Polsek Andir, penyidik mengaku tetap memerhatikan hak anak, dan
menjaga psikologi Dogol agar tak tertekan.
"Motif
ia (Dogol) mencuri karena ingin main game online. Belakangan diketahui juga
kalau dia sering mengambil barang berharga dan uang milik orang tuanya di
rumah. Dia klepto, ada barang berharga milik orang lain yang ditemuinya selalu
diambil. Bahkan orang tuanya terpaksa menyimpan dompet di bawah bantal kamar
tidur," jelas Kapolsek Andir Kompol Anwar Haidar didampingi Kanitreskrim
Polsek Andir AKP Niko N. Adi Putra.
Tersangka
kepada polisi mengaku baru sekali mencuri motor. Namun begitu, polisi tetap
menyelidiki apakah ada jaringan atau pihak lain yang memanfaatkan keluguan anak
baru gede (ABG) tersebut.
"Kami
selalu berkoordinasi dengan Bapas dalam menangani kasus ini. Berkas penyidikan
pun dipercepat," tambah Niko.
Dogol
melanggar Pasal 362 KUH Pidana tentang mengambil barang orang lain untuk maksud
dimiliki oleh pribadi dengan melawan hukum. Tentu saja ancaman hukuman itu
berlaku setelah nanti Polsek Andir berkoordinasi dengan pihak Bapas mengingat
Dogol masih di bawah umur.
3.
Analisis
Masalah
Menurut
analisa saya, sebelum Dogol melakukan aksi kriminal tersebut kemungkinan ia sudah
mengalami Internet Addiction Disorder (IAD) yang dimana setiap waktu selalu ia habiskan
didepan layar komputer. Mengapa ia mengalami hal tersebut ? Hipotesa saya menyimpulkan
bahwa:
1. Dogol
kurang mendapatkan adanya perhatian dan bimbingan dari orangtua
2. Kurangnya
rasa bersosialisasi dengan sekitar.
3. Menjadikan
game online sebagai pelarian dari putus sekolah.
Jelas
kalo saya menyimpulkan ketiga alasan tersebut sebagai pemicu atau penyebab ia
melakukan hal tersebut. Karna pertama jika Dogol mendapatkan perhatian dan
bimbingan orangtua otomatis ia tidak semanik tersebut dengan game online,
orangtua dengan tegas akan menegur jika
Dogol sudah lewat batas dalam bermain game online. Kedua adalah rasa sosialisai
yang kurang dimiliki oleh dogol, kemungkinan ia merasa malu untuk
bersosialisasi dengan sekitar karna ia putus sekolah. Ia merasa nantinya akan
dikucilkan oleh lingkungan utamanya teman seusia Dogol, maka dari itu ia kurang
untuk bersosialisasi dengan sekitar. Ketiga menjadikan sebagai pelarian, alasan
ini memang sangat akurat kenapa ia sangat menggemari game online. Ia tidak tahu
ia akan berbuat apa setelah ia putus sekolah, bermain dengan teman seusianya
mungkin akan membantu tapi ia akan merasa sangat rendah dimata teman-temannya
karna teman seusianya sekolah dia tidak. Kebingungan inilah yang menjadi pemicu
atau pelarian dari Dogol untuk menjadikan game online sebagai “teman sejatinya”
4.
SOLUSI
Solusi
yang ditawarkan untuk masalah ini adalah:
1. Arahkan
serta berikan bimbingan dan perhatian yang tegas kepada anak untuk menjaga
waktu dalam meakses internet terlebih game online.
2. Berikan
kegitan-kegiataan yang lebih positif dan berguna kepada anak seperti mengaji,
les taekwondo, futsal, dls ketimbang memilih game online.
--SUMBER—
1. http://news.detik.com/read/2013/01/21/181007/2148753/486/2/kecanduan-game-online-bocah-ini-nekat-mencuri-motor
2. http://ruangpsikologi.com/