2.1. Manusia
Unsur-Unsur
Pembangun Manusia
Ada 2 sudut pandang yang dapat dijadikan acuan untuk membagi unsur-unsur
yang membangun manusia dan jika dilihat dari salah satu sudut pandangnya,
unsur-unsur pembangun manusia antara lain:
1.
Jasad
2.
Hayat
3.
Roh
4.
Nafas
Kemudian dari sudut pandang yang
lainnya, ada 3 unsur pembangun manusia atau 3 unsur yang ada di dalam diri
manusia, yaitu:
1.
Id
2.
Ego
3.
Superego
2.2. Hakekat Manusia
a)
Makhluk hidup yang memiliki tenaga digunakan untuk
menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
b)
Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung
jawab atas tingkah laku intelektual maupun sosial.
c)
Makhluk tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang dapat
mengandung niat baik atau jahat
d)
Sebagai makhluk hidup yang diciptakan paling sempurna
dari makhluk lainnya
Manusia adalah makhluk hidup paling sempurna diantara makhluk hidup lainnya,
berikut yang tidak dimiliki oleh makhluk hidup lainnya yaitu:
a.
Memiliki akal pikiran
b.
Memiliki keinginan dan tekad.
c.
Memiliki perasaan.
d.
Memiliki kehendak
2.3. Kepribadian Bangsa Timur
Manusia dimuka bumi ini mendiami wilayah yang berbeda,
ada yang mendiami wilayah timur, wilayah barat dan wilayah timur tengah. Hal
ini membuat kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan serta kepribadian setiap
manusia suatu wilayah berbeda dengan yang lainnya. Negara Indonesia termasuk ke
dalam bangsa timur yang dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Bangsa
Timur dikenal dunia sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat. Kepribadian
bangsa timur dapat diartikan suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang
menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan. Kepribadian bangsa timur
pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai sifat toleransi yang tinggi. Tetapi selama masih sesuai dengan norma, etika serta
adat istiadat yang ada. Namun walaupun kita sudah tahu banyak tentang
kepribadian bangsa timur kita tidak bisa selalu beranggapan
bahwa kebudayaan bangsa Timur lebih baik dari bangsa Barat. Karena semua hal
pasti ada sisi positif dan negatifnya. Tidak ada di dunia ini yang sepenuhnya
baik.
2.4. Pengertian Kebudayaan.
Pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan
memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak.
1.
Edward B. Taylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan
yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
2.
M. Jacobs dan B.J. Stern
Kebudayaan mencakup
keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi sosial, ideologi, religi, dan kesenian serta benda,
yang kesemuanya merupakan warisan sosial.
3.
Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan
sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan relajar.
4.
Dr. K. Kupper
Kebudayaan merupakan sistem
gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan
berperilaku, baik secara individu maupun kelompok.
5.
William H. Haviland
Kebudayaan adalah seperangkat
peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang
jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang
layak dan dapat di terima oleh semua masyarakat.
6.
Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi
manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman
dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai
rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
7.
Francis Merill
Pola-pola perilaku yang
dihasilkan oleh interaksi sosial. Semua perilaku dan semua produk yang
dihasilkan oleh sesorang sebagai anggota suatu masyarakat yang ditemukan
melalui interaksi simbolis.
Unsur-unsur kebudayaan
Koentjaraningrat
(1985) menyebutkan bahwa ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia menyebutnya sebagai
isi pokok kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut adalah :
a)
Sistem
Religi.
b)
Sistem
Organisasi Masyarakat
c)
Sitem Pengetahuan
d)
Sistem Mata Pencaharian Hidup dan
Sistem – Sistem Ekonomi
e)
Sistem Teknologi dan Peralatan
f)
Bahasa
g)
Kesenian
Di lain sisi perbedaan kebudayaan dalam dua bentuk wujud yaitu:
1. Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
2. Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi
tiga yakni:
a)
Gagasan
(Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
b)
Aktivitas
(tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
c)
Artefak
(karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Selain itu terdapat 5 masalah pokok kehidupan manusia
dalam sistem nilai budaya:
a.
Hakekat hidup manusia.
b.
Hakekat karya manusia.
c.
Hakekat
waktu manusia.
d.
Hakekat
alam manusia.
e.
Hakekat
hubungan manusia.
Berbagai faktor yang mempengaruhi
diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru diantaranya :
a.
Jika pandangan hidup dan nilai yang dominan dalam
suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama.
b.
Corak struktur sosial suatu masyarakat turut
menentukan proses penerimaan kebudayaan baru.
c.
Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya
sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur
kebudayaan yang baru tersebut.
d.
Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan
yang terbatas.
Perubahan
sosial dan kebudayaan di masyarakat dapat terjadi karena disebabkan adanya
sesuatu yang berasal dari masyarakat sendiri atau yang berasal dari luar
masyarakat.
A Sebab-Sebab yang Berasal dari Dalam Masyarakat
(Sebab Intern):
1.
Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan
jumlah penduduk.
2.
Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di
masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru
yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention).
3.
Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict)
dalam masyarakat.
4.
Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga
mampu menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar. Misalnya, Revolusi Rusia
(Oktober 1917) yang mampu menggulingkan pemerintahan kekaisaran dan mengubahnya
menjadi sistem diktator proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis.
Revolusi tersebut menyebabkan perubahan yang mendasar, baik dari tatanan negara
hingga tatanan dalam keluarga
B. Sebab-Sebab yang Berasal dari Luar Masyarakat
(Sebab Ekstern):
1.
Adanya pengaruh bencana alam. Kondisi ini terkadang
memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah
kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggal yang baru,
maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan lingkungan yang
baru tersebut. Hal ini kemungkinan besar juga dapat memengaruhi perubahan pada
struktur dan pola kelembagaannya.
2.
Adanya peperangan, baik perang saudara maupun
perang antarnegara dapat menyebabkan perubahan, karena pihak yang menang
biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang
kalah.
3.
Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika
pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut
demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka
disebut cultural animosity. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih
tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun
unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser atau diganti oleh unsur-unsur
kebudayaan baru tersebut.
Hubungan antara manusia dan kebudayaan
Manusia dan kebudayaan sangat erat kaitannya satu
sama lain. Manusia dengan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak
bisa dipisahkan dalam. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna
menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun.
Sedangkan budaya tercipta dari kegiatan sehari-hari dan juga dari
kejadian-kejadian yang sudah diatur oleh Tuhan. Manusia di ciptakan oleh tuhan
dengan dibekali oleh akal pikiran sehingga mampu untuk berkreasi di muka bumi
ini dan secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini. Di samping
itu manusia juga memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan, emosi,
kemauan, fantasi dan perilaku. Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh
manusia maka manusia bisa menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika
antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan merupakan produk manusia, namun
manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada
karena manusia yang menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah
kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup jika ada manusia
sebagai pendudukungnya manusia.
Dialektis (Dialektika)
Kebudayaan
adalah produk manusia, namum manusia sendiri sangat tergantung pada produk
kebudayaannya. Itulah dialektika fundamental yang mendasari seluruh proses
hidup manusia. Dialektika fundamental ini terdiri dari tiga tahap, yaitu :
1. Tahap Eksternalisasi
Adalah
proses pencurahan diri manusia secara terus-menerus kedalam dunia melalui
aktivitas fisik dan mentalnya.
2. Tahap Objektivasi
Adalah
konsekuensi logis dari tahap eksternalisasi. Artinya, jika dalam tahap
eksternalisasi manusia sibuk melakukan kegiatan fisik dan mentalnya, maka dalam
tahap objektivasi, kegiatan tersebut sudah menghasilkan produk-produk tertentu,
misalnya; gedung, mobil, komputer, buku-buku ilmiah, dsb.
3. Tahap Internalisasi
Adalah
tahap dimana realitas objektif hasil ciptaan manusia itu kembali diserap oleh manusia.
Dengan kata lain, struktur dunia objektif hasil karyanya ditransformasikan
kembali ke dalam struktur kesadaran subjektifnya.
sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar